Komentar Miring terkait Penyelenggaraan Pan Asia Hash, Ini Tanggapan Tukang Becak dan Ketua LPNU Kabupaten Pangandaran

    Komentar Miring terkait Penyelenggaraan Pan Asia Hash, Ini Tanggapan Tukang Becak dan Ketua LPNU Kabupaten Pangandaran

    PANGANDARAN  - Menanggapi berbagai komentar terkait penyelenggaraan Pan Asia Hash, Iwan Sofa sebagai pengusaha retauran dan Jajang Tukang Becak menyampaikan, selaku muslim kami setuju jika alkohol itu haram dan sepakat kalau seluruh masyarakat muslim perlu membentengi dari bahaya alkohol. 

    Namun, kata Iwan sofa, dalam konteks bernegara dalam bingkai NKRI tentunya dengan perbedaan agama didalamnya memerlukan jiwa toleran dalam menghadapi berbagai persoalan dan saling toleransi dengan memberikan ruang satu sama lainnya, “ujar Iwan kepada wartawan Indonesiasatu, lewat sambungan teleponnya.(09/10/2022).

    Event Pan Asia Hash (PAH) adalah even yang melibatkan warga dari puluhan negara dengan perbedaan agama didalamnya...ya, terkait dengan adanya salah satu rangkaian acara yang diperdebatkan masyarkat, sejauh yang ia ketahui kegiatan tersebut digelar dengan konsep privat, jauh dari penduduk, bukan di area publik dan dengan pengamanan area sedemikian rupa sehingga tidak bisa diakses oleh masyarakat umum yang mana kegiatan Pangandaran Pan Asia Hash ini hanya dihadiri oleh peserta yang sudah ditentukan sebelumnya. 

    Kegiatan Pangandaran Pan Asia Hash ini hanya untuk komunitas peserta Pan Asia Hash saja, jadi selama kegiatannya pun tidak sembarang orang bisa masuk...ya, karena tempat penyelenggaraannya pun diisolir dan terlokalisir hanya di sekitar area Villa Allur saja dengan penjagaan super ketat oleh pihak keamanan.

    walaupun ada kegiatan di Karangnini, Karapyak, Cagaralam dan Green Canyon, grup Pan Asia Hash itu hanya melakukan kegiatan olahraga sehat, yaitu long run dan soft run, " kata Iwan.

    Menurut Iwan,  kabupaten pangandaran itu kan mempunyai visi pariwisata berkelas dunia, yang mana pemda sudah sewajarnya hadir untuk mensukseskan acara tersebut dengan tujuan mempromosikan pariwisata kepada dunia. 

    Sekitar 5.000 orang peserta yang berasal dari 30 negara memberikan dampak dan manfaat secara langsung kepada para penggiat pariwisata dan berbagai penyedia jasa didalamnya seperti perhotelan, rumah makan, para pedagang, tour guide, tukang beca, dan pelaku usaha wisata lainnya.“Saya sendiri sebagai pelaku usaha wisata, pengelola rumah makan, secara langsung dapat merasakan itu semua, “ucapnya.

    Lanjut Iwan, kita semua tau sebenarnya kegiatan seperti ini juga pastinya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pangandaran melalui pajak dan retribusi yang secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh kepada kesejahteraan masyarakat pangandaran.

    Dalam situasi saat ini dimana ekonomi kita sedang tidak stabil dan berdapak pada melemahnya perekonomian dan daya beli masyarakat termasuk di sektor pariwisata, maka kegiatan seperti ini sangatlah berpengaruh kepada perekonomian masyarakat di Kabupaten Pangandaran dan besar sekali kontribusinya.

    “Bukan itu saja, ada yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Jika diasumsikan seorang peserta PAH membelanjakan uangnya minimal Rp 800.000 ribu per hari, berapa jika dikalikan selama 3 hari dan berapa jika dikalikan 5.000 jumlah wisatawan yang tergabung dalam komunitas PAH ini. 

    Coba saya hitung Rp 800.000 X3 hari = Rp 2.400.000 X 5.000 orang = Rp 120.000.000.000 (seratus dua puluh milyar rupiah), ternyata setelah dihitung, kedatangan Pan Asia Hash ke pangandaran, sumbangsihnya pada pelaku usaha besar sekali, belum lagi dari pajak hotel dan restauran, juga retribusi, " ujar Iwan sofa.

    Sementara Jajang selaku tukang beca menerangkan bahwa, kegiatan PAH ini sangatlah menunjang usaha kami...semenjak pandemi Covid-19 kami para tukang beca merasa kesulitan untuk menghidupi keluarga.

    Dengan adanya kegiatan PAH di pangandaran ini, alhamdullilah kami bisa ada pemasukan. Kami bisa nganter tamu PAH keliling pantai barat dan pantai timur kadang ke pintu cagar alam dengan bayaran sekitar RP 100.000. Dalam satu hari kami bisa menarik lima kali....ya, lumayan per hari kami rata-rata dapat Rp 500.000, - dan kadang ada yang ngasih tip, " kata Jajang. 

    " Dua tahun selama pandemi covid-19 ribuan masyarakat pelaku wisata ini kelaparan. "Malahan menurut kami, kalau bisa, tiap hari lah ada kegiatan seperti Pan Asia Hash ini".

    Terkait adanya isu membudayakan LGBT, menurut saya itu salah besar...ya, karena saya sendiri menarik anggota Pan Asia Has dari malayasia, mereka laki-laki memakai Bikini dan long dress perempuan.

    Ketika saya memanggil nyonya pada mereka, dengan tersenyum mereka mengatakan bahwa "maaf, saya bukan perempuan ataupun LGBT, sumpah saya murni 100% laki-laki.

    Kami berpakaian perempuan seperti ini sifatnya hanya untuk luculucuan saja, ini perempuan yang duduk disebelah saya, dia adalah istri saya. " ya, dia suami saya, dia 100% laki laki, bukan LGBT, kami hanya dalam rangka ikut memeriahkan hari jadi kabupaten pangandaran, " kata istrinya. (Anton AS)

    pangandaran jawa barat
    Anton Atong Sugandhi

    Anton Atong Sugandhi

    Artikel Sebelumnya

    Pemkab Pangandaran Gelar Apel Gabungan Pengamanan...

    Artikel Berikutnya

    Kami 100% Laki-Laki, Bukan LGBT, Ini Hanya...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    TV Parlemen Live Streaming
    Polri TV: Transparan - Informatif - Terpercaya
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar

    Ikuti Kami